Gerejanya di Mana?

Foto di atas kuambil sesaat setelah aku ketawa-ketawa sendiri gara-gara mendengar pertanyaan anak ini.

Sore itu dia sedang ditinggal ayah dan ibunya menjenguk tetangga yang sedang dirawat di rumah sakit. Seperti biasa kalau anak ini mau ditinggal pergi dulu sama orangtuanya dititipkan ke aku.

Karena beberapa waktu terakhir dia sedang suka mainan mobil pemadam kebakaran sambil mulutnya bunyi wiuwiuwiu sendiri, aku jadi ingin mengenalkannya pada alat bernama hydrant. Hydrant temannya mobil pemadam kebakaran.

Jadilah sore itu kuajak dia jalan ke selatan rumah ke tempat yang ada dua unit hydrant. Begitu keponakanku ini sudah di luar rumah barulah orang tuanya berangkat pergi. Kalau nggak gitu dianya minta ikut ke rumah sakit nanti.

Setelah lihat-lihat hydrant kududukkan dia di meja luar rumah tetangga. Kalau lagi minum kusuruh duduk. Minum susu cokelat dingin yang tadi dibawakan ibunya.

Di seberang kami duduk lalu turun sekawanan burung gereja dan mematuk-matuk tanah. Kubilang padanya sambil menunjuk, “Itu burung gereja namanya.”

Sebentar dia terdiam sambil matanya tidak lepas ke burung gereja. Lalu sambil menanyakan ini dia menoleh ke aku, “Burung gereja itu gerejanya di mana?”

Aku dengar pertanyaannya jadi mau ketawa. Sambil menahan tawa kujawab, “Gerejanya di mana-mana.”

Dia kelihatannya nggak puas dengan jawabanku. Aku juga rasanya nggak puas dengan jawabanku tadi. Dan aku ketawa. Dia ikut ketawa juga. Heran—dan kagum juga—aku, kok, bisa dia punya pertanyaan begitu.

Aku lho, dik, belum kesampaian mau tanya ke ustat bumi datar tentang apa hukumnya burung gereja bersarang di masjid. Kamu umur barusan tiga tahun udah tanya burung gereja itu gerejanya di mana.

Besok pertanyaan ajaib apa lagi, dik?

Tinggalkan komentar