Yang sempat aku pikirkan dari kemarin, hari ini mendapat tanggapan juga di koran. Ini tentang “menangkap” gunung yang berterbangan, satu pandangan yang aku tangkap setelah main ke Puncak Suroloyo minggu lalu. Di bawah nanti ada sedikit capture dari koran yang kubaca hari ini (Rabu, 2 Mei 2012).
aku, Merapi & Merbabu - @Puncak Suroloyo
Beberapa hari setelah main ke Puncak Suroloyo dan melihat gunung-gunung di tanah Jawa sejauh mata memandang, aku jadi ingat salah satu guruku waktu kelas 3 SD di Surabaya dulu, Pak Sulaiman. Ketika itu beliau membicarakan gunung-gunung yang berterbangan seperti rama-rama atau kapas, kapas yang dihambur-hamburkan.
Waktu kaki sudah benar-benar mapan menginjak Puncak Suroloyo, yang jadi perhatianku pertama kali adalah puncak Gunung Merapi yang tampak begitu rusak pasca erupsi 2010 lalu. Dinding luar kawahnya pecah-pecah sepert baru saja mendapat tembakan keras dari dalam. Coba bayangkan lembaran logam yang berlubang karena ditembus benda keras, kondisi lingkar lubang itulah yang kira-kira terjadi pada puncak Merapi.
Puncak Merapi yang kutangkap dari Puncak Suroloyo
Selain memperhatikan Merapi, di sebelah Merapi ada Gunung Merbabu, lalu tampak beberapa puncak gunung lainnya yang bisa dijangkau mata di Puncak Suroloyo.
Setelah mengurai ingatan tentang gunung berterbangan Pak Sulaiman itu seketika ingatanku ke Suroloyo yang bisa melihat gunung-gunung dari situ. Coba kamu bayangkan, seperti apa kira-kira gunung yang berterbangan itu? Apakah bentuk kerucut besar gunung itu seketika melayang dari tanah? Masa iya sih begitu? Kayaknya sih kurang logis untuk jangkauan pikir manusia.
Waktu Pak Sulaiman menerangkan gunung berterbangan itu, yang kupikirkan yaitu gunung dalam bentuk segitiga kerucut itu melompat-lompat terbang. Pikiran polos anak SD… 😀
Coba disimak, ini cuplikan yang waktu itu diterangkan Pak Sulaiman: Baca lebih lanjut →