Eka Kurniawan Menjawab

Kuliah Umum. Begitu yang kubaca di publikasinya. Beneran kuliah umum di kafe? Tapi, ternyata tadi malam beneran ada materi kuliah umum yang dibacakan Eka Kurniawan di Kafe Basabasi, Yogyakarta. Materi Membayangkan Kembali (Kesusasteraan) Indonesia dan Dunia itu kupikir bakal ada di ekakurniawan.com, tapi sampai aku menulis ini kucari di sana belum kutemukan.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Jadilah semalam kusimak materi itu sedengarnya. Lha, gimana? Kafe Basabasi sebanyak itu yang datang dan karena konsepnya tempat kongkow, ya, isinya banyak orang pada bicara sendiri-sendiri. Sesekali tepat dari arah atas kafe terdengar suara keras pesawat melintas yang akan mendarat di Bandara Adisutjipto.

Secara langsung dari tempatku berdiri dan duduk suara Eka dari pengeras suara kurang begitu jelas terdengar seluruhnya karena suasana tersebut. Tapi, sempat kurekam jawaban-jawaban Eka di sesi tanya jawab yang dibuka sampai 3 termin pada tautan di bawah ini: Baca lebih lanjut

Persangkaan dan Kemesraan

Sosmed biru-putih kemarin menawariku untuk membagikan memori unggahan sekian tahun lalu. Sebuah foto di bawah ini. Tapi, tawaran itu kutanggapi dingin.

Ceritanya ada di bawah ya…

Itu foto saat aku menjadi Baca lebih lanjut

Sembada

β€œIyo… Pancen kudu sembada, kuliah adoh-adoh, kok.” (Iya… Memang harus konsekuen, kuliah jauh-jauh, kok.).
Begitu kata Ibu setelah aku bercerita tentang seorang teman yang telah diwisuda dan diterima kerja di Jakarta. Seorang teman kuliah yang berasal dari Sulawesi. Tadi, temanku tersebut mengadakan syukuran dengan mengundang teman-teman kampus. Makan-makan, hehe… πŸ˜€
Selama perjalanan dari rumah ke lokasi acara syukuran tersebut, aku terngiang-ngiang satu kata yang tadi Ibu sebut: sembada. Sembada, bukan Simbadda. πŸ˜€

Simbadda!

Simbadda!


Sembada adalah sikap penuh tanggung jawab, berani menghadapi dan menyelesaikan masalah, konsekuen. Sembada yang Ibu maksud tadi adalah Baca lebih lanjut

Akselerasi Ikhlas

Orang modern menyebutnya β€˜passion’ untuk suatu hal yang ia rasa sebagai kehendak hatinya dan ia memperjuangkannya. Ini mudah kita temukan di kemasan acara motivasi, diskusi-diskusi wirausahawan baru, buku-buku new age, dan lain sejenisnya.

Akhir-akhir ini aku merenungkan masalah passion ini, di mana letak intinya. Aku menemukan β€˜fitrah’ sebagai kata ganti yang lebih mendasar untuk β€˜passion’.

Dewasa ini sering kita dengar pembicaraan tentang berapa banyak orang yang merasa tidak cocok melakukan suatu pekerjaan, ingin pindah profesi yang lebih menjanjikan hasilnya tapi menyenangkan dijalani; yang akhirnya diberi solusi ‘follow your passion’ – ikuti kata hatimu, panggilan hatimu, apa yang paling kamu suka itulah yang kamu kerjakan, dsb.

Aku membaca itu semua sebagai gerak menuju Baca lebih lanjut

Tiada Polantas, Pemuda Jalanan pun Jadi

Bila mata anda masih jeli melihat foto-foto di bawah ini, pasti anda tidak melihat adanya petugas berseragam yang mengatur lalu lintas. Yah, saya maklum karena ini jam sore yang mana daripada (mungkin) sudah diluar jam kerja mereka.

Rasanya itu judul di atas yang tepat untuk menggambarkan apa yang aku temui tadi sore.

Cuaca agak mendung tadi sore, pulang agak terburu-buru biar tidak kehujanan. Waktu Pulang dari kampus lewat perempatan Sagan dekat UGM ada hal yang tidak biasa kulihat.

Berhenti di traffic light, aku perhatikan kok lampunya merahnya mati? Tapi kendaraan bisa berhenti semua. Ternyata di Baca lebih lanjut

Merapi + Kuliah Pagi = Sesuatu

Ada yang bikin hari ini cukup berkesan. Karena dua hal alasan utamanya: kuliah pagi dan Gunung Merapi. Akhirnya aku hadir lagi di kuliah mahapagi.

Ya, masuk kuliah jam 07.00 WIB buatku termasuk ‘terlalu pagi’ πŸ˜€ Jumlah kehadiranku di kelas teori mata kuliah Pemrograman Web dapat dihitung dengan jari satu tangan saja, itupun masih ada sisanya πŸ˜€ (buka aib…).

Kalau tadi malam sampai pagi aku nggak ada di depan komputer, nggak tau jadinya apa bakal ikut kuliah pagi ini. Begadang bikin modelling 3D rupanya bikin aku betah berlama-lama di depan komputer.

Agak gimana gitu rasanya waktu sampai di kampus masih ada kabut tipis di parkiran kendaraan. Baru nyadar kalo ini suasana kuliah pagi (halah…) πŸ˜€

Peserta kuliah yang “seadanya” dan dosen yang mempersiapkan materi.

Begitu masuk kelas, lebih amazing lagi suasananya. Teman sekelas baru datang 8 orang! (aib bersama ininamanya… :D). Kendati akhirnya satu persatu datang peserta kuliah yang kira-kira jumlahnya jadi 30an orang, tapi di presensi kehadiran tercatat 40an orang. (lagi-lagi aib…)

Menarik ketika udara di Utara cukup cerah. Ruang kelas yang berada di sisi tepi gedung unit V, memberi warna tersendiri ketika dari jendela tampak jelas si anggun nan misterius: Gunung Merapi. Satu ketertarikan sendiri buatku tiap melihat Merapi, jadilah ambil duduk di dekat jendela πŸ˜‰

Aku, Merapi dan Kuliah Pagi…

Di belakang Merapi Merbabu dengan tenangnya berdiri. Dan di beberapa bagian mata angin lain dapat kulihat juga Baca lebih lanjut

kuliah kamu = passion kamu?

πŸ™‚

Buat apa sih kamu kuliah? Ato lebih tepatnya, kamu kuliah untuk apa? (eh, sama aja ya?)

Mungkin akan ada banyak jawaban dari yang mau/sedang/sudah pernah kuliah

Ada yang cuma mau cari gelar atau ijazah (yang kemudian mungkin dilanjutkan β€œijab sah”), disuruh orang tua, rutinitas pendidikan SD–> SMP–>SMA–> Kuliah (ini nih, sering aku mikir: apa menariknya hidup klo siklusnya gitu2 aja?), cari pacar, pengen punya temen banyak, buat bergaya (nih, gue nak kuliah. kampusnya ngetop loh! :D), etc…

Oke.. in this case, aku belum pernah kuliah. Walaupun sekarang ini aku posisinya bekerja, tapi kebutuhan untuk kuliah masih terasa besar. Kebutuhan? Ya, aku BUTUH kuliah. Aku niat kuliah nggak untuk ngejar gelar, buat aku gelar itu sifatnya bonus dari hasil belajar. Emang butuhku kuliah mau cari ilmu lebih banyak, di bidang yang aku minati. Jadinya memilih jurusan bukan karena disuruh orang lain, tapi memang mengkuti passion alias kata hati bahwa aku suka β€œini”.

Emang sih, waktu sekolah di SMK kemarin aku nggak begitu kepikiran mau kuliah. Toh kompetensi anak-anak SMK sekarang sudah setara dengan D3. Tapi setelah kenal dunia kerja, aku pikir ternyata ga ada salahnya juga kuliah. Tinggal kembali ke orang itu sendiri tujuan kuliahnya mau buat apa. πŸ˜‰

Dan juga yang paling penting Baca lebih lanjut

kabar baik

merasa lebih lega… setidaknya itu yang terasa pas tadi sore baca informasi itu, setelah seharian ngerasa agak jenuh karena kesibukan kerjaan hari-hari lalu. informasi itu adalah informasi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) 2010/2011 di kampus yang memang aku pengen banget bisa kuliah di sana.

terus terang aku juga nggak sengaja lihat sebaris informasi dari account Facebook kampus itu, setelah dikasih tau link-nya aku langsung buka. dan ini hari pertama informasi itu dibuka, hari kemarin ini masih belum ada informasinya (ya karena hampir tiap ngenet aku pasti buka web kampusnya, siapa tau ada info PMB terbaru :D)

rencanaku tahun ini kuliah, pengen kuliah di jogja aja. sebenarnya keinginan untuk kuliah itu belum muncul waktu aku lulus SMK tahun 2008 lalu. tapi begitu awal-awal masuk kerja, aku sadar kalau nggak seharusnya menganggap kuliah itu nggak penting. KULIAH ITU JUGA PENTING! tahun lalu rencana untuk kuliah harus tertunda dulu, karena memang aku belum ada biaya yang cukup. semoga tahun ini bisa terwujud kebutuhanku untuk kuliah. amin….

o ya, rencanaku memang aku mau kuliah sambil kerja. aku mau berusaha untuk mandiri, nggak minta sama orang tua (kecuali minta dido’akan, pastinya… πŸ™‚ ). kerja apa aja yang menurutku bisa aku jalani, yang penting halal (dan nggak perlu ngerasa malu!). kalo emang harus capek-capekan kuliah sambil kerja, insya Allah aku siap. selama itu masih pilihanku sendiri, aku siap.

ya Allah, semoga harapanku Kau wujudkan… amin…