Konser Sesuatu di Jogja dan Hujan yang Menghangat

Boleh dibilang move on dari pertunjukan seindah Konser Sesuatu di Jogja-nya Adhitia Sofyan jelang akhir tahun lalu adalah hal sulit buatku. Kalau move on itu membuatku lupa dan abai akan keindahan, mendingan nggak usah move on ajalah, haha.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Mendengarkan lagi lagu-lagu Mas Adhit pada hari-hari setelah menyaksikan Konser Sesuatu di Jogja memunculkan bayangan-bayangan akan liriknya yang sebelumnya belum pernah tebersit olehku. Misal, hujan seolah terasa sebagai sesuatu yang hangat saat Baca lebih lanjut

Menyesap Manis Film Galih & Ratna

image

CD album soundtrack Galih & Ratna

Manis adalah kata ganti untuk film ini. Begitu pikirku. Ambillah beberapa adegan secara acak, misal adegan perkenalan Ratna dan Galih dengan iringan lagu Dari Rindu Kepada Rindu bervokal lembut, lirik Hampir Sempurna dalam lagu pertama yang didengar Ratna di angkot dari mixtape pemberian Galih, hingga adegan penutup film ini. Ya nggak cuma manis juga, sih, ngakaknya juga dapet.

Sebentar, apakah nggak ngerasain masa seragam putih abu-abu seperti dalam film itu patut kusesali? Lha gimana, aku di sekolah kejuruan berbasis teknik yang hampir semua muridnya laki-laki. Paling nggak aku bersyukur karena nggak suka sama sesama jenis. Lagipula nggak ada murid manis-manis jambu–limited edition macam Ratna di sekolahku.

Aku sempat curiga sepanjang nonton filmnya, jangan-jangan tokoh Ratna itu Baca lebih lanjut

Takzim Kepada Songwriter

Penghargaan Anugerah Musik Indonesia 2016 beberapa pekan lalu membuatku makin menaruh hormat pada musisi independen. Dengan tidak bernaung di bawah major label (yang umumnya bermodal besar), mereka bisa menciptakan karya yang menang keren daripada penaung major. Ini karena aku melihat Raisa dan Juni Records yang membawa pulang piala Penghargaan AMI 2016 untuk banyak kategori.

Karya berbicara. Sebenarnya aku paling suka dengan musisi yang nulis lirik sendiri, mengaransemen/memainkan alat musik sendiri, dan menyanyikannya sendiri. Itu menjadi sempurna ketika lagunya nggak Baca lebih lanjut

TVC Blibli.com Juni 2016

Lagi suka sama iklan ini karena background musik Mendekat, Melihat, Mendengar MALIQ & D’Essentials versi yang seperti ini. Suka sejak pertama kali mendengarnya di televisi (padahal jarang bangettt nonton TV ๐Ÿ˜€ ). Dari kemarin kucari di kanal Youtube Blibli.com, akhirnya nemu barusan. Dan belum ada 24 jam sejak diunggah, nih. Ye! ๐Ÿ˜€

Ada juga versi lain TVC Blibli.com dengan background musik Mendekat, Melihat, Mendengar MALIQ & D’Essentials di Youtube. Sama bagusnya, tapi aku suka yang versi di atas. ๐Ÿ˜€

 

“Pelangi” dan Sajak yang Belum Selesai Ditulis (3-habis)

Jadi?

Naskah drama yang belum/tidak jadi dipentaskan itu ada. Lukisan yang belum/tidak selesai dilukis oleh seorang pelukis juga ada. Lagu ciptaan musisi yang belum/tidak diperdengarkan ke publik juga ada. Begitu pula, kemarin kubaca di bukunya, pengakuan seorang penyair ternama akan salah satu judul puisinya yang belum diselesaikannya juga ada. Dan aku sekarang mengalaminya, ada ide yang belum selesai kukemas menjadi sajak.

Pada bulan yang sama tahun lalu aku menyimak Siapkah Kau โ€˜Tuk Jatuh Cinta Lagi, tahun ini menyimak Pelangi. Feel-nya beda ketika menyimak keduanya, karena cerita yang dijalani seseorang kemarin dan hari ini sangat mungkin berbeda. Ada keasyikan tersendiri ketika Baca lebih lanjut

“Pelangi” dan Sajak yang Belum Selesai Ditulis (2)

Sajak yang Belum Selesai Ditulis

Beberapa bulan lalu, di tengah mengerjakan proyek freelance, beberapa ide menulis sajak datang. Sebagian sudah kurumahkan di sini. Ada satu judul sajak yang belum selesai kutulis dan masih tersimpan di laptop.

Sajak tersebut memiliki gagasan utama tentang pencarian. Pencarian dalam pola umum, maksudku gagasan itu bisa ada pada banyak jenis pencarian. Misal, pencarian akan Baca lebih lanjut

“Pelangi” dan Sajak yang Belum Selesai Ditulis (1)

“When you’re happy you enjoy the music. When you’re sad you understand the lyrics.”

Begitu tulisan post yang belum lama ini ada di fanpage tidak resmi vokalis idola, Hayley Williams. Fanpage buatan fans. Entah itu benar Hayley yang menyebut begitu atau bukan. Kamu sepakat dengan pernyataan itu? Aku sendiri antara ya dan tidak. Tapi, nge-like postingan itu juga, sih. ๐Ÿ˜€

Tentang Pelangi

โ€œDasar umat ketinggalan info!โ€ gumamku pada diri sendiri. Sudah lebih dari seminggu ini aku menyimak single terbaru HiVi!, Pelangi. Replay, replay, dan replay setiap hari dan baru sadar kalau vokal perempuannya berbeda setelah tadi malam adikku, yang juga ikut mendengarkan, bilang, โ€œKok, beda, ya, (dengan vokal perempuan sebelumnya)?โ€ Sebelumnya kami mendengarkan Siapkah Kau โ€˜Tuk Jatuh Cinta Lagi. Lalu, aku browsing dan ternyata benar, Dea mengundurkan diri sejak Maret 2016 lalu. Nah, ketinggalan info sebagai penyuka lagunya.

Oke, aku memang belum pernah lihat penampilan HiVi! secara langsung. Paling jauh aku baru menyimak live-nya HiVi! dari kanal Youtube Sounds from The Corner dan langsung jatuh cinta dengan vokal-tinggi-lembut-pas-nya Dea. Kukira vokal perempuan bernada sejenis itu di Pelangi juga masih Dea. Ternyata milik penggantinya, Neida.

Tutup buku.

Tutup buku.

Di video klip Pelangi, kukira bahasa visual penutupan buku berlogo HiVi! cuma Baca lebih lanjut